Supeno Menteri Pembangunan

Supeno Menteri Pembangunan

Supeno Menteri Pembangunan serta Anak muda yang Ditembak Mati oleh Belanda

Mengikuti julukan Supeno bisa jadi sedikit orang mengenalinya selaku bahadur bangsa. Sementara itu, kiprah serta peperangan Supeno buat kebebasan Indonesia pula amat besar.

Supeno tercantum anak muda simpel yang dinaikan jadi Menteri Pembangunan serta Anak muda pada era rezim Soekarno, namun cuma sedikit orang yang memahami sosoknya, tercantum para stafnya sendiri.

Tetapi, satu perihal yang tidak dapat dibantah, pada era perang sehabis memproklamirkan kebebasan( 1945- 1950), Supeno ikut berperan buat berjuang menjaga kebebasan.

Supeno lahir pada 12 Juli 1916, anak dari Soemarno seseorang karyawan stasiun sepur api Tegal, semacam yang ditulis dalam novel” Pahlawan- Pahlawan Bangsa yang Terabaikan” karangan Johan Prasetya.

Era pembelajaran Supeno bisa berpelajaran di Algemene Middelbare School( AMS) di Semarang, setelah itu meneruskan di sekolah besar metode( Technische Hogeschool) di Bandung. Tetapi, cuma berjarak 2 tahun terletak di sekolah itu, sebab alih ke sekolah besar hukum( Recht Hogeschool) di Jakarta. Di kota itu, Supeno jadi pimpinan mes di Perkumpulan Pelajar- Pelajar Indonesia( PPPI).

Supeno Menteri Pembangunan

Karir politik Supeno dimulai sehabis berasosiasi dengan dewan menteri Amir Sjarifuddin II( 3 Juli 1947- 19 Januari 1948), tetapi dewan menteri itu tidak berjarak lama setelah itu jatuh sebab terdapatnya Negosiasi Renville yang ditaksir mudarat kebutuhan RI pada Januari 1948. Situasi itu pulalah, hasil Negosiasi Renville terjalin faktor membela serta anti.

Permasalahan lain yang menimbulkan tumbangnya dewan menteri itu dengan terbentuknya dualisme Tentara Nasional Indonesia(TNI), ialah Tentara Nasional Indonesia(TNI) serta Tentara Nasional Indonesia(TNI) Bagian Warga. Posisi Amir Syarifuddin pada durasi itu beranggapan kalau angkatan wajib mengenali politik, biar kala terjalin perang melambung angkatan bisa ambil tindakan.

Hendak namun, dualisme itu ditentang habis oleh PNI serta Masyumi yang menimbulkan dewan menteri itu jatuh. Keretakan juga terus menjadi tidak bisa dihindarkan lagi, kesimpulannya golongan Amir Syarifuddin terbagi jadi Front Kerakyatan Orang( FDR) yang terdiri dari organisasi- organisasi serta partai- partai kiri yang melaksanakan antagonisme di dasar rezim Amir Syarifuddin, serta Aksi Revolusi Orang( GRR) di dasar arahan Dokter. Muwardi. Supeno durasi itu merelaikan dari pihak Amir Syarifuddin sebab perbandingan pemikiran politik. Setelah itu beliau dinaikan jadi Menteri Pembangunan serta Anak muda pada dewan menteri yang dipandu Muhammad Hatta.

Situasi itu membuat kalangan kiri mengancam Supeno serta menganggapnya selaku pengkhianat. Hendak namun, Supeno dengan jelas berkata kalau beliau masuk dewan menteri atas pemahaman politik individu serta tidak menggantikan kalangan kiri.

Pada 19 Desember 1948, Belanda melancarkan Gempuran Tentara II. Belanda juga melanda serta mendiami Yogyakarta, sebagian atasan negeri dibekuk, tercantum Soekarno serta Muhammad Hatta yang pula diasingkan ke luar pulau Jawa.

Sedangkan, Supeno bersama sebagian menteri yang lain mengungsi ke luar kota serta berasosiasi dengan Angkatan Perang dalam perlawanan gerilya.

Pada 24 Februari 1949, Belanda membekuk Supeno serta langsung menembak mati di tempat yang serupa. Satu tahun setelahnya, jenazah Supeno dipindahkan ke Halaman Kuburan Bahadur Semaki, Yogyakarta. Beliau dianugerahi titel bahadur nasional cocok SK Kepala negara RI Nomor. 039 atau TK atau Tahun 1970 bertepatan pada 13 Juli 1970.

Situs berita terbaru di indonesia klik => farel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *